Goa Pindul - Sebuah nuansa
kampung yang berdampingan dengan nuansa kota metropolitan dapat
dijumpai di Kampung Sosrokusuman. Bangunan yang berdekatan, keakraban
antar warga dan warung-warung kecil gaya kampung tengah kota persis
bersebelahan dengan kemewahan Malioboro Mall. Terletak di jantung kota
Yogyakarta, kampung Sosrokusuman sejak lama telah menjadi persinggahan
wisatawan yang mengunjungi kota wisata kedua di Indonesia ini.
Kampung ini membentang ke arah selatan dari Malioboro Mall hingga Hotel Mutiara. Sebuah gapura sederhana yang bagian atasnya berbentuk lengkung dapat dijadikan tanda bahwa anda telah memasuki wilayah kampung ini. Untuk memasuki wilayah kampung ini, anda dapat melewati 2 gang. Gang pertama persis terletak di sebelah Malioboro Mall sementara gang kedua ada di dapat ditemui jika berjalan ke selatan lagi.
Tepat di gapura gang pertama, anda akan menemui warung-warung kecil yang menjajakan makanan. Ada penjual nasi rames, pecel, kupat tahu hingga soto ayam. Sejumlah retail yang dibuka warga setempat juga mudah dijumpai jadi tak perlu repot jika hendak mencari kebutuhan sehari-hari selama wisata.
Melangkah ke dalam kampung yang menghubungkan Jalan Malioboro dengan Jalan Mataram ini, anda akan menemukan sederetan penginapan yang umumnya berbentuk losmen. Tarif sewa penginapan pun cukup terjangkau, kebanyakan kurang dari Rp 250.000 per malam. Meski demikian, suasana penginapan cukup menarik, seperti sebuah penginapan di ujung gang kedua yang menyediakan tempat bersantai di luar ruangan beserta kursi kayu yang nyaman serta sebuah kafe kecil.
Sampai di ujung gang pertama, jika berbelok ke kanan anda akan menemukan beberapa kios oleh-oleh khas Yogyakarta. Bermacam panganan khas, baik tradisional maupun modern dapat ditemukan di kios tersebut. Misalnya, geplak (makanan manis yang terbuat dari parutan kelapa yang dicampur gula dengan warna menarik), tape ketan (hasil fermentasi ketan yang diberi pewarna hijau), ting-ting (karamel gula yang dicampur kacang), bakpia hingga aneka macam brownies.
Jika menghendaki oleh-oleh dalam bentuk souvenir, anda dapat menuju gang kedua. Salah satu rumah penduduk di gang tersebut menjual kerajinan yang menarik, seperti lilin warna, orang-orangan dari bahan kayu dan sebagainya. Di bagian depan gang pertama juga terdapat kios yang menjual kaos, topi dan bandana dengan harga terjangkau. Desainnya pun lumayan menarik, ada kaos yang bertuliskan Yogyakarta atau bergambar Borobudur serta bandana berwarna dengan bagian pinggirnya diberi motif batik.
Di Sosrokusuman, anda juga dapat bertemu dengan seorang pegiat wayang kancil (jenis kesenian wayang yang awalnya merupakan salah satu serat yang ditulis di Surakarta untuk pengembangan agama Islam), yaitu Ledjar Subroto. Tokoh-tokoh wayang kancil yang diciptakannya kini telah diabadikan di Taman Mini Indonesia Indah dan merambah negara asing, seperti Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, dan Australia. Berbagai pementasan wayang kancil yang pernah digelar di banyak negara pun melibatkan Ledjar sebagai konseptornya. Bahkan, wayang kancil yang dikembangkan oleh pria asal Bondowoso ini telah menjadi kurikulum pendidikan di banyak negara dan digunakan untuk menanamkan budi pekerti.
Bentuk kesenian lain yang bisa dinikmati di Sosrokusuman adalah mural yang ada di beberapa bagian tembok gang kedua. Seni rupa itu tentu memberi nuansa berbeda dibanding kampung-kampung lain. Jika masih belum puas menikmati mural di dalam kampung ini, anda juga dapat melihat mural lain di sebelah utara Malioboro Mall. Bagaimana, Sosrokusuman bukan sekedar tempat strategis untuk memulai wisata bukan?
Kampung ini membentang ke arah selatan dari Malioboro Mall hingga Hotel Mutiara. Sebuah gapura sederhana yang bagian atasnya berbentuk lengkung dapat dijadikan tanda bahwa anda telah memasuki wilayah kampung ini. Untuk memasuki wilayah kampung ini, anda dapat melewati 2 gang. Gang pertama persis terletak di sebelah Malioboro Mall sementara gang kedua ada di dapat ditemui jika berjalan ke selatan lagi.
Tepat di gapura gang pertama, anda akan menemui warung-warung kecil yang menjajakan makanan. Ada penjual nasi rames, pecel, kupat tahu hingga soto ayam. Sejumlah retail yang dibuka warga setempat juga mudah dijumpai jadi tak perlu repot jika hendak mencari kebutuhan sehari-hari selama wisata.
Melangkah ke dalam kampung yang menghubungkan Jalan Malioboro dengan Jalan Mataram ini, anda akan menemukan sederetan penginapan yang umumnya berbentuk losmen. Tarif sewa penginapan pun cukup terjangkau, kebanyakan kurang dari Rp 250.000 per malam. Meski demikian, suasana penginapan cukup menarik, seperti sebuah penginapan di ujung gang kedua yang menyediakan tempat bersantai di luar ruangan beserta kursi kayu yang nyaman serta sebuah kafe kecil.
Sampai di ujung gang pertama, jika berbelok ke kanan anda akan menemukan beberapa kios oleh-oleh khas Yogyakarta. Bermacam panganan khas, baik tradisional maupun modern dapat ditemukan di kios tersebut. Misalnya, geplak (makanan manis yang terbuat dari parutan kelapa yang dicampur gula dengan warna menarik), tape ketan (hasil fermentasi ketan yang diberi pewarna hijau), ting-ting (karamel gula yang dicampur kacang), bakpia hingga aneka macam brownies.
Jika menghendaki oleh-oleh dalam bentuk souvenir, anda dapat menuju gang kedua. Salah satu rumah penduduk di gang tersebut menjual kerajinan yang menarik, seperti lilin warna, orang-orangan dari bahan kayu dan sebagainya. Di bagian depan gang pertama juga terdapat kios yang menjual kaos, topi dan bandana dengan harga terjangkau. Desainnya pun lumayan menarik, ada kaos yang bertuliskan Yogyakarta atau bergambar Borobudur serta bandana berwarna dengan bagian pinggirnya diberi motif batik.
Di Sosrokusuman, anda juga dapat bertemu dengan seorang pegiat wayang kancil (jenis kesenian wayang yang awalnya merupakan salah satu serat yang ditulis di Surakarta untuk pengembangan agama Islam), yaitu Ledjar Subroto. Tokoh-tokoh wayang kancil yang diciptakannya kini telah diabadikan di Taman Mini Indonesia Indah dan merambah negara asing, seperti Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, dan Australia. Berbagai pementasan wayang kancil yang pernah digelar di banyak negara pun melibatkan Ledjar sebagai konseptornya. Bahkan, wayang kancil yang dikembangkan oleh pria asal Bondowoso ini telah menjadi kurikulum pendidikan di banyak negara dan digunakan untuk menanamkan budi pekerti.
Bentuk kesenian lain yang bisa dinikmati di Sosrokusuman adalah mural yang ada di beberapa bagian tembok gang kedua. Seni rupa itu tentu memberi nuansa berbeda dibanding kampung-kampung lain. Jika masih belum puas menikmati mural di dalam kampung ini, anda juga dapat melihat mural lain di sebelah utara Malioboro Mall. Bagaimana, Sosrokusuman bukan sekedar tempat strategis untuk memulai wisata bukan?
0 komentar:
Posting Komentar