Goa Pindul - Akhir-akhir
ini, entah kenapa saya cukup sering datang ke resto-resto waralaba yang
sangat populer. Kali ini, saya tanpa sengaja mengunjungi sebuah resto
yang menjadi favorit keluarga paman saya, Bumbu Desa. Saya pribadi
memang sempat beberapa kali mengunjungi resto ini, dan cukup
menggemarinya meski resto ini terbilang cukup menguras dompet.
Siang itu saya kembali mengunjunginya untuk bersantap siang. Karena kebetulan di kawasan Sagan, saya tanpa sadar mengarahkan motor saya ke resto ini. Mungkin karena saya memang sedang mencari rasa seperti menu-menu yang dihadirkan di resto ini atau mungkin juga saya hanya secara random mengarahkan motor saja. Saya tidak tahu persis tapi yang pasti saya sudah berada di parkiran dan beranjak menuju ke dalam bangunan Bumbu Desa. Begitu masuk, saya langsung mengarah ke etalase makanan yang menyajikan lebih dari 30 lauk, dan hal inilah yang selalu berhasil membuat saya kalap serta mengambil banyak lauk tanpa mikir. Betul saja, saya pun langsung ngambil banyak makanan sebagai hidangan santap siang saya. Mulai dari Nasi Pring, Nasi Tutug Oncom, Tumis Cumi Hitam, Tumis Tutut, Tumis Jantung Pisang, hingga Perkedel Jagung semua saya pesan. Semua menu ini total menghabiskan uang sekitar Rp. 50.000.
Meski terdengar cukup mahal namun semua rasa dari lauk yang saya pesan tidak ada satu pun yang mengecewakan. Nasi Pring dan Nasi Oncom sebenarnya diolah dengan cara yang sangat mirip dengan nasi bakar. Bedanya, kedua menu ini memang memiliki isian yang lebih komplit dan tawaran rasa yang berbeda. Nasi Pring sendiri terasa cukup pedas dan diisi dengan hati ampela yang diiris kecil-kecil. Rasanya gurih, wangi, dan menggigit. Sedangkan Nasi Oncom terasa lebih kaya akan rasa karena memadukannya dengan oncom yang sangat identik dengan menu-menu Sunda. Lezat sekali. Untuk lauknya, Tumis Cumi Hitamnya benar-benar mantap. Rasa gurih dan menyegarkan, berpadu dengan tekstur yang super lembut membuatnya terasa begitu menggugah selera. Berikutnya Tumis Tutut atau Keong yang rasanya pun ngga kalah memikat. Rasa gurihnya yang mantap membuat menu ini terasa bikin nagih. Kedua lauk ini memang juara dan tentunya berhasil membuat saya sangat terpuaskan. Oiya, satu menu yang juga menjadi favorit saya adalah Perkedel Jagung. Menu sederhana yang biasa disebut gorengan ini benar-benar memikat karena komposisi jagungnya yang mendominasi. Lezat banget.
Jelas, resto waralaba yang populer ini berhasil membuat saya kenyang dan terpuaskan. Harga yang harus saya bayarkan seolah seimbang dengan kelezatan serta besarnya porsi yang saya dapatkan. Ngga salah jika Bumbu Desa ini cukup populer dan bahkan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Sumber
Siang itu saya kembali mengunjunginya untuk bersantap siang. Karena kebetulan di kawasan Sagan, saya tanpa sadar mengarahkan motor saya ke resto ini. Mungkin karena saya memang sedang mencari rasa seperti menu-menu yang dihadirkan di resto ini atau mungkin juga saya hanya secara random mengarahkan motor saja. Saya tidak tahu persis tapi yang pasti saya sudah berada di parkiran dan beranjak menuju ke dalam bangunan Bumbu Desa. Begitu masuk, saya langsung mengarah ke etalase makanan yang menyajikan lebih dari 30 lauk, dan hal inilah yang selalu berhasil membuat saya kalap serta mengambil banyak lauk tanpa mikir. Betul saja, saya pun langsung ngambil banyak makanan sebagai hidangan santap siang saya. Mulai dari Nasi Pring, Nasi Tutug Oncom, Tumis Cumi Hitam, Tumis Tutut, Tumis Jantung Pisang, hingga Perkedel Jagung semua saya pesan. Semua menu ini total menghabiskan uang sekitar Rp. 50.000.
Meski terdengar cukup mahal namun semua rasa dari lauk yang saya pesan tidak ada satu pun yang mengecewakan. Nasi Pring dan Nasi Oncom sebenarnya diolah dengan cara yang sangat mirip dengan nasi bakar. Bedanya, kedua menu ini memang memiliki isian yang lebih komplit dan tawaran rasa yang berbeda. Nasi Pring sendiri terasa cukup pedas dan diisi dengan hati ampela yang diiris kecil-kecil. Rasanya gurih, wangi, dan menggigit. Sedangkan Nasi Oncom terasa lebih kaya akan rasa karena memadukannya dengan oncom yang sangat identik dengan menu-menu Sunda. Lezat sekali. Untuk lauknya, Tumis Cumi Hitamnya benar-benar mantap. Rasa gurih dan menyegarkan, berpadu dengan tekstur yang super lembut membuatnya terasa begitu menggugah selera. Berikutnya Tumis Tutut atau Keong yang rasanya pun ngga kalah memikat. Rasa gurihnya yang mantap membuat menu ini terasa bikin nagih. Kedua lauk ini memang juara dan tentunya berhasil membuat saya sangat terpuaskan. Oiya, satu menu yang juga menjadi favorit saya adalah Perkedel Jagung. Menu sederhana yang biasa disebut gorengan ini benar-benar memikat karena komposisi jagungnya yang mendominasi. Lezat banget.
Jelas, resto waralaba yang populer ini berhasil membuat saya kenyang dan terpuaskan. Harga yang harus saya bayarkan seolah seimbang dengan kelezatan serta besarnya porsi yang saya dapatkan. Ngga salah jika Bumbu Desa ini cukup populer dan bahkan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Sumber
0 komentar:
Posting Komentar