Goa Pindul - Tujuan wisata
paling pas bagi para backpacker pemula untuk memulai petualangannya di
daerah Jawa adalah ke Jogjakarta. Selain karena keanekaragaman kultur
dan budayanya yang sangat kuat hingga pemandangan alam yang begitu
mumpuni, biaya hidup di kota Gudeg ini juga sangat bersahabat dengan
kantong para backpacker. Berikut ada beberapa tips yang harus Anda
perhatikan ketika berlibur di kota ini.
1.Cari tahu patokan arah mata angin di Jogja
Di kota ini, penduduknya lebih senang memberikan arah jalan sesuai dengan arah mata angin. Penduduk Jogja biasa memakai patokan Parangtirits dan Gunung Merapi untuk menyebut Utara dan Selatan. Sementara batas timur dan barat adalah Solo serta Godean dan Purworejo.
Supaya lebih aman, ada baiknya Anda mempersiapkan diri dengan peta. Hanya dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000,- yang biasa dijajakan di pinggir-pinggir jalan ini, Anda akan sangat terbantu dalam mengarungi kota Jogja.
2.Sosrowijayan, surganya para backpacker
Sosrowijayan merupakan sebuah jalan yang berada di jalan kecil di daerah Malioboro atau sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu. Selain tempatnya strategis banyak tersedia berbagai hotel dengan tarif yang murah, per orang per malamnya adalah Rp 20.000,-.
3.Belanja di malioboro pakai bahasa Jawa dan tawar 1/3 harga
Jalan Malioboro, salah satu pusat kerajinan Jawa di Jogja. Sepanjang jalan ini hingga mendekati Benteng Vrederburg, lalu lintas padat mulai dari para kusir dengan delmannya, penarik becak, hingga para pedagang cindera mata khas Jogja. Harga yang ditawarkan pun terbilang cukup murah. Namun, namanya belanja tentu harus ditawar.
Untuk mendapatkan harga yang Anda inginkan, cobalah rayu sang pedagang dengan menggunakan bahasa Jawa saat menanyakan harga suatu barang seperti, “Niki pinten Bu, Pak?”, apalagi kalau Anda ditemani dengan penduduk asli Jogja. Kalau sudah begitu, maka serahkan tugas menawar pada teman anda itu karena tentunya ia tahu harga standarnya. Cobalah menarwar 1/3 harga asli. Ini merupakan tawaran standar yang biasa dilakukan para pembeli di Malioboro. Pada dasarnya sebagian besar pedagang di sana menaikkan harga barang-barangnya hingga tiga kali lipat.
5.Surga belanja di lantai paling atas Pasar Bringharjo
Berbelanja di Pasar tertua di Jogja, Bringharjo. Mungkin karena saking padatnya pedagang yang memenuhi pasar yang terletak di ujung Malioboro ini, membuat Anda terlalu fokus berbelanja di lantai-lantai bawah yang penuh dengan pedagang batik serta aksesoris dan tas dengan harga yang cukup mahal. Sebenarnya ada satu tempat, tepatnya di lantai paling atas Pasar Bringharjo menjual berbagai macam kerajinan tangan yang unik-unik mulai dari tas-tas cantik, sandal, hingga sarung bantal, dan lain-lain. Harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan di jalanan Malioboro serta lantai 1 Pasar Bringharjo. Oleh karena itu, jika berpergian ke Jogja jangan lupa untuk mampir ke sana.
6.Hati-hati naik becak di Malioboro
Banyak penarik becak yang sekaligus menjadi agen dari toko jajanan khas Jogja. Mereka mendapatkan komisi jika penumpangnya berbelanja di sana. Bukannya diantar langsung sampai tujuan, Anda justru dipaksa mampir di toko tersebut dan mau tidak mau Anda pun akan membeli jajanan tersebut. Oleh karena itu, perjelaslah tujuan Anda kepada sang penarik becak. Tapi, jika memang Anda berniat untuk membeli oleh-oleh jajanan khas Jogja, Hanya dengan merogoh kocek Rp 3.000- Rp 5.000,- Anda bisa berputar hingga ke Keraton sekaligus mendapatkan jajanan khas Jogja.
7.Makanan murah meriah cuma ada di angkringan
Angkringan merupakan tempat makan yang berada di pinggiran jalan kota Jogja dengan tenda dan tikar yang digelar untuk pengunjung dapat menikmati makanan sembari berlesehan. Menu yang biasa ada di angkringan ini biasanya nasi ikan, nasi tempe, sate telur puyuh, sate usus, serta gorengan. Makan kenyang cukup mengeluarkan Rp 4.000- Rp 6.000,- dengan menu nasi tempe, sate telur, dan minum.
Jangan lupa untuk menikmati kelezatan Oseng-oseng Mercon seharga Rp 9.000,-. Ini merupakan salah satu masakan
Jogja yang tidak manis, sebagaimana umumnya. Rasanya pedas dan terletak di sekitar jalan Malioboro. Patut dicoba!sumber
1.Cari tahu patokan arah mata angin di Jogja
Di kota ini, penduduknya lebih senang memberikan arah jalan sesuai dengan arah mata angin. Penduduk Jogja biasa memakai patokan Parangtirits dan Gunung Merapi untuk menyebut Utara dan Selatan. Sementara batas timur dan barat adalah Solo serta Godean dan Purworejo.
Supaya lebih aman, ada baiknya Anda mempersiapkan diri dengan peta. Hanya dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000,- yang biasa dijajakan di pinggir-pinggir jalan ini, Anda akan sangat terbantu dalam mengarungi kota Jogja.
2.Sosrowijayan, surganya para backpacker
Sosrowijayan merupakan sebuah jalan yang berada di jalan kecil di daerah Malioboro atau sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu. Selain tempatnya strategis banyak tersedia berbagai hotel dengan tarif yang murah, per orang per malamnya adalah Rp 20.000,-.
3.Belanja di malioboro pakai bahasa Jawa dan tawar 1/3 harga
Jalan Malioboro, salah satu pusat kerajinan Jawa di Jogja. Sepanjang jalan ini hingga mendekati Benteng Vrederburg, lalu lintas padat mulai dari para kusir dengan delmannya, penarik becak, hingga para pedagang cindera mata khas Jogja. Harga yang ditawarkan pun terbilang cukup murah. Namun, namanya belanja tentu harus ditawar.
Untuk mendapatkan harga yang Anda inginkan, cobalah rayu sang pedagang dengan menggunakan bahasa Jawa saat menanyakan harga suatu barang seperti, “Niki pinten Bu, Pak?”, apalagi kalau Anda ditemani dengan penduduk asli Jogja. Kalau sudah begitu, maka serahkan tugas menawar pada teman anda itu karena tentunya ia tahu harga standarnya. Cobalah menarwar 1/3 harga asli. Ini merupakan tawaran standar yang biasa dilakukan para pembeli di Malioboro. Pada dasarnya sebagian besar pedagang di sana menaikkan harga barang-barangnya hingga tiga kali lipat.
5.Surga belanja di lantai paling atas Pasar Bringharjo
Berbelanja di Pasar tertua di Jogja, Bringharjo. Mungkin karena saking padatnya pedagang yang memenuhi pasar yang terletak di ujung Malioboro ini, membuat Anda terlalu fokus berbelanja di lantai-lantai bawah yang penuh dengan pedagang batik serta aksesoris dan tas dengan harga yang cukup mahal. Sebenarnya ada satu tempat, tepatnya di lantai paling atas Pasar Bringharjo menjual berbagai macam kerajinan tangan yang unik-unik mulai dari tas-tas cantik, sandal, hingga sarung bantal, dan lain-lain. Harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan di jalanan Malioboro serta lantai 1 Pasar Bringharjo. Oleh karena itu, jika berpergian ke Jogja jangan lupa untuk mampir ke sana.
6.Hati-hati naik becak di Malioboro
Banyak penarik becak yang sekaligus menjadi agen dari toko jajanan khas Jogja. Mereka mendapatkan komisi jika penumpangnya berbelanja di sana. Bukannya diantar langsung sampai tujuan, Anda justru dipaksa mampir di toko tersebut dan mau tidak mau Anda pun akan membeli jajanan tersebut. Oleh karena itu, perjelaslah tujuan Anda kepada sang penarik becak. Tapi, jika memang Anda berniat untuk membeli oleh-oleh jajanan khas Jogja, Hanya dengan merogoh kocek Rp 3.000- Rp 5.000,- Anda bisa berputar hingga ke Keraton sekaligus mendapatkan jajanan khas Jogja.
7.Makanan murah meriah cuma ada di angkringan
Angkringan merupakan tempat makan yang berada di pinggiran jalan kota Jogja dengan tenda dan tikar yang digelar untuk pengunjung dapat menikmati makanan sembari berlesehan. Menu yang biasa ada di angkringan ini biasanya nasi ikan, nasi tempe, sate telur puyuh, sate usus, serta gorengan. Makan kenyang cukup mengeluarkan Rp 4.000- Rp 6.000,- dengan menu nasi tempe, sate telur, dan minum.
Jangan lupa untuk menikmati kelezatan Oseng-oseng Mercon seharga Rp 9.000,-. Ini merupakan salah satu masakan
Jogja yang tidak manis, sebagaimana umumnya. Rasanya pedas dan terletak di sekitar jalan Malioboro. Patut dicoba!sumber
0 komentar:
Posting Komentar