Goa Pindul
- Menjelajahi satu Pasar Patuk yang berukuran tak besar ini rupanya
cukup menyita waktu karena hampir semua menu yang dijajakan hanya bisa
diakses pagi hari. Dengan begitu, sepertinya tidak mungkin untuk mencoba
semuanya hanya dalam satu hari.
Penjelajahan saya kali ini sudah menginjak hari ketiga, berbeda dengan dua hari sebelumnya, kali ini saya sedikit bereksperimen yaitu dengan mengunjungi sebuah warung bubur gudeg yang terletak di sisi selatan pasar ini.Saya menyebutnya dengan bereksperimen karena sebenarnya saya belum pernah mendengar keberadaan warung ini sebelumnya. Dibandingkan warung-warung lainnya, warung bubur gudeg ini tidak direkomendasikan sebanyak warung-warung lainnya. Saya pun memesan satu porsi lengkap bubur gudeg yang tampak masih hangat tersebut.
Satu set bubur lengkap ini terdiri dari bubur, gudeg, sedikit suwiran ayam, tahu, krecek, dan telur. Murah, banyak, dan lengkap. Sedikit tidak masuk akal rasanya menikmati seporsi menu ini hanya dengan uang sebesar Rp. 6.000. Saya pun langsung menyantap menu tersebut. Bubur yang lembut ini rupanya disajikan bersama gudeg yang memiliki karakter rasa gurih. Bukan manis. Gudeg ini pun terbilang gudeg basah karena sedikit berkuah. Rasa gurihnya gudeg yang masih terasa berserat namun cukup lembut berpadu dengan rasa pedas menggigit dari kreceknya dan kuah pedasnya menghadirkan satu rasa yang dekat dengan lidah saya dan lezat. Sederhana, tak berlebihan namun memiliki kelezatan rasa yang cukup memikat.
Untuk saya, rasa gudeg gurih ini memang sedikit asing jika dibandingkan dengan gudeg manis namun secara tawaran rasa gudeg gurih ini mungkin lebih mudah dinikmati, khususnya bagi orang yang tidak terbiasa dengan santapan manis. Meski tk banyak yang merekomendasikan, bubur gudeg ini bisa menjadi alternatif sarapan ketika mengunjungi Pasar Patuk.
Penjelajahan saya kali ini sudah menginjak hari ketiga, berbeda dengan dua hari sebelumnya, kali ini saya sedikit bereksperimen yaitu dengan mengunjungi sebuah warung bubur gudeg yang terletak di sisi selatan pasar ini.Saya menyebutnya dengan bereksperimen karena sebenarnya saya belum pernah mendengar keberadaan warung ini sebelumnya. Dibandingkan warung-warung lainnya, warung bubur gudeg ini tidak direkomendasikan sebanyak warung-warung lainnya. Saya pun memesan satu porsi lengkap bubur gudeg yang tampak masih hangat tersebut.
Satu set bubur lengkap ini terdiri dari bubur, gudeg, sedikit suwiran ayam, tahu, krecek, dan telur. Murah, banyak, dan lengkap. Sedikit tidak masuk akal rasanya menikmati seporsi menu ini hanya dengan uang sebesar Rp. 6.000. Saya pun langsung menyantap menu tersebut. Bubur yang lembut ini rupanya disajikan bersama gudeg yang memiliki karakter rasa gurih. Bukan manis. Gudeg ini pun terbilang gudeg basah karena sedikit berkuah. Rasa gurihnya gudeg yang masih terasa berserat namun cukup lembut berpadu dengan rasa pedas menggigit dari kreceknya dan kuah pedasnya menghadirkan satu rasa yang dekat dengan lidah saya dan lezat. Sederhana, tak berlebihan namun memiliki kelezatan rasa yang cukup memikat.
Untuk saya, rasa gudeg gurih ini memang sedikit asing jika dibandingkan dengan gudeg manis namun secara tawaran rasa gudeg gurih ini mungkin lebih mudah dinikmati, khususnya bagi orang yang tidak terbiasa dengan santapan manis. Meski tk banyak yang merekomendasikan, bubur gudeg ini bisa menjadi alternatif sarapan ketika mengunjungi Pasar Patuk.
Sumber : makanjogja.com
0 komentar:
Posting Komentar