Goa Pindul
- Pada kesempatan kali ini, saya (lagi-lagi) menjelajah sebuah pasar,
dan pasar yang menjadi jujugan saya adalah Pasar Lempuyangan. Pasar ini
sebenarnya kecil, dan secara kuliner, Pasar Lempuyangan ini sebenarnya
tidak terlalu populer. Meski tak populer, tapi saya mendengar ada dua
tempat makanan yag wajib dicoba di pasar ini, salah satunya adalah soto
lenthok yang terletak di pasar bagian depan.
Soto ini konon sangat ramai di pagi hari. Saya kebetulan tiba di pasar ini pukul 08.30 WIB. Sedikit kesiangan untuk hitungan pasar. Meski sudah sedikit kesiangan, warung soto ini masih tampak ramai orang sarapan. Semua bangku terisi penuh oleh pengunjung. Saya pun terpaksa harus menanti salah satu pengunjungpergi supaya saya bisa mendapatkan bangku untuk duduk. Pesanan seolah tak pernah berhenti. Untunglah tak berselang lama, saya kemudian mendapatkan bangku, dan soto saya pun tersaji di hadapan saya.
Soto dengan kuah bening kekuningan ini tampak masih begitu panas. Aromanya yang wangi dan menyegarkan seolah membuat saya tak sabar untuk segera menyantapnya. Suwiran ayam, kobis, seledri, tahu, dan lenthok tampak begitu menggoda dan menjanjikan. Ketika disantap, soto ini memang ngga mengecewakan. Secara rasa, soto ini menawarkan kesegaran dibalik rasa gurihnya. Sederhana dan tidak terlalu neko-neko. Untuk saya, yang membuat soto ini lezat adalah lenthoknya yang gurih dan lembut, serta irisan tahunya yang memberi rasa unik dan berbeda. Selain keunikan dan kelezatan isiannya, sensasi kuah yang ringan dan menyegarkan ini sangat pas untuk disantap sebagai menu sarapan. Porsinya yang tak terlalu besar pun membuatnya mudah untuk disantap di pagi hari.
Menu ini memang mungkin tidak masuk ke dalam list lima soto terbaik Jogja namun dengan rasa yang ditawarkannya, menu soto ini akan dengan mudah digemari. Sederhana, unik, dan menyegarkan. Mungkin itulah yang membuat soto ini sangat digemari, khususnya di pagi hari.
Soto ini konon sangat ramai di pagi hari. Saya kebetulan tiba di pasar ini pukul 08.30 WIB. Sedikit kesiangan untuk hitungan pasar. Meski sudah sedikit kesiangan, warung soto ini masih tampak ramai orang sarapan. Semua bangku terisi penuh oleh pengunjung. Saya pun terpaksa harus menanti salah satu pengunjungpergi supaya saya bisa mendapatkan bangku untuk duduk. Pesanan seolah tak pernah berhenti. Untunglah tak berselang lama, saya kemudian mendapatkan bangku, dan soto saya pun tersaji di hadapan saya.
Soto dengan kuah bening kekuningan ini tampak masih begitu panas. Aromanya yang wangi dan menyegarkan seolah membuat saya tak sabar untuk segera menyantapnya. Suwiran ayam, kobis, seledri, tahu, dan lenthok tampak begitu menggoda dan menjanjikan. Ketika disantap, soto ini memang ngga mengecewakan. Secara rasa, soto ini menawarkan kesegaran dibalik rasa gurihnya. Sederhana dan tidak terlalu neko-neko. Untuk saya, yang membuat soto ini lezat adalah lenthoknya yang gurih dan lembut, serta irisan tahunya yang memberi rasa unik dan berbeda. Selain keunikan dan kelezatan isiannya, sensasi kuah yang ringan dan menyegarkan ini sangat pas untuk disantap sebagai menu sarapan. Porsinya yang tak terlalu besar pun membuatnya mudah untuk disantap di pagi hari.
Menu ini memang mungkin tidak masuk ke dalam list lima soto terbaik Jogja namun dengan rasa yang ditawarkannya, menu soto ini akan dengan mudah digemari. Sederhana, unik, dan menyegarkan. Mungkin itulah yang membuat soto ini sangat digemari, khususnya di pagi hari.
Sumber : makanjogja.com
0 komentar:
Posting Komentar