Goa Pindul
- Dapur Iga melengkapi wisata Anda di Yogyakarta seperti setelah
berwisata di Goa Pindul Yogyakarta ini. Ketika melintas di ruas Jl.
Seturan Raya, tepatnya di ruko Seturan Square, saya melihat sebuah gerai
yang menarik perhatian, yaitu Dapur Iga. Ketertarikan saya semata-mata
hanya karena namanya, karena secara penampilan, resto yang konon sudah
terkenal di beberapa kota besar lain ini terlihat mungil dan sedikit
terselip diantara beberapa bangunan yan tampak lebih besar.
Saya tiba di resto ini sedikit terlalu awal untuk makan siang namun berhubung sudah terlanjur kepingin, mau bagaimana lagi. Setelah masuk, saya melihat berbagai menu dan cara penyajian iga-nya. Setelah menimbang beberapa hal, akhirnya saya memilih dua menu iga dengan balutan rasa khas nusantara, yaitu Iga Saus Woku, dan Iga Saus Tuturuga. Keduanya berasal dari Sulawesi, dan berdasarkan catatan yang tertulis di buku menu, kedua menu ini chef recommended dan top request. Meski keduanya dari Sulawesi namun keduanya menawarkan karakteristik rasa yang cukup berbeda. Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya memesan kedua menu seharga Rp. 40.000 per porsi ini.
Hal yang saya lakukan seketika kedua menu ini hadir di meja adalah mencicipi sausnya masing-masing. Dengan sengaja, saya memilih untuk mencicipi saus Tuturuga-nya terlebih dahulu. Rasa gurih yang mantap dengan sentuhan serai dan rempah membuatnya terasa aromatik dan kaya. Ada sedikit sentuhan asam yang menyegarkan dibalik rasa gurih yang mendominasi ini. Konon rasa gurih ini diracik untuk menghilangkan rasa amis ketika menyantap daging kura-kura. Di resto ini, saus ini disajikan bersama daging iga yang sangat lembut. Berbeda dengan Tuturuga yang menghadirkan rasa gurih, saus woku menghadirkan rasa pedas yang membakar. Rasa pedasnya yang mantap, berpadu dengan berbagai rempah yang memberi tambahan sensasi panas ketika disantap. Kedua saus ini terasa lezat dan sangat pas disantap bersama iga-nya yang sangat lembut. Selain itu, setiap menu ini disajikan dengan menu tambahan berupa kuah yang gurih dan menyegarkan. Kuah ini dapat membelai lembut lidah yang terbakar rasa pedas woku ataupun memberi tambahan sensasi kesegaran pada saus tuturuga-nya.
Untuk saya, menu racikan Dapur Iga ini memang terbilang memikat. Tak heran jika resto yang sudah membuka gerai di berbagai kota besar di Indonesia ini kerap menjadi jujugan, baik para pecinta kuliner maupun peliputan. Tak rugi saya telah memajukan jam makan siang saya demi bersantap di resto mungil yang masih terbilang baru ini.
Dapur Iga
Jl. Raya Seturan (ruko Seturan Square), Jogja
10.00 – 22.00 WIB
Saya tiba di resto ini sedikit terlalu awal untuk makan siang namun berhubung sudah terlanjur kepingin, mau bagaimana lagi. Setelah masuk, saya melihat berbagai menu dan cara penyajian iga-nya. Setelah menimbang beberapa hal, akhirnya saya memilih dua menu iga dengan balutan rasa khas nusantara, yaitu Iga Saus Woku, dan Iga Saus Tuturuga. Keduanya berasal dari Sulawesi, dan berdasarkan catatan yang tertulis di buku menu, kedua menu ini chef recommended dan top request. Meski keduanya dari Sulawesi namun keduanya menawarkan karakteristik rasa yang cukup berbeda. Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya memesan kedua menu seharga Rp. 40.000 per porsi ini.
Hal yang saya lakukan seketika kedua menu ini hadir di meja adalah mencicipi sausnya masing-masing. Dengan sengaja, saya memilih untuk mencicipi saus Tuturuga-nya terlebih dahulu. Rasa gurih yang mantap dengan sentuhan serai dan rempah membuatnya terasa aromatik dan kaya. Ada sedikit sentuhan asam yang menyegarkan dibalik rasa gurih yang mendominasi ini. Konon rasa gurih ini diracik untuk menghilangkan rasa amis ketika menyantap daging kura-kura. Di resto ini, saus ini disajikan bersama daging iga yang sangat lembut. Berbeda dengan Tuturuga yang menghadirkan rasa gurih, saus woku menghadirkan rasa pedas yang membakar. Rasa pedasnya yang mantap, berpadu dengan berbagai rempah yang memberi tambahan sensasi panas ketika disantap. Kedua saus ini terasa lezat dan sangat pas disantap bersama iga-nya yang sangat lembut. Selain itu, setiap menu ini disajikan dengan menu tambahan berupa kuah yang gurih dan menyegarkan. Kuah ini dapat membelai lembut lidah yang terbakar rasa pedas woku ataupun memberi tambahan sensasi kesegaran pada saus tuturuga-nya.
Untuk saya, menu racikan Dapur Iga ini memang terbilang memikat. Tak heran jika resto yang sudah membuka gerai di berbagai kota besar di Indonesia ini kerap menjadi jujugan, baik para pecinta kuliner maupun peliputan. Tak rugi saya telah memajukan jam makan siang saya demi bersantap di resto mungil yang masih terbilang baru ini.
Dapur Iga
Jl. Raya Seturan (ruko Seturan Square), Jogja
10.00 – 22.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar