Goa Pindul
- Negeri Tiongkok tidak saja terkenal dengan peninggalan Tembok Cina
yang membentang sejauh 6.000 kilometer dari timur ke barat. Negeri Tirai
Bambu asal Panda ini juga memiliki kekhasan dari budaya hingga kuliner.
Berbagai jenis macam kuliner dari negeri Tiongkok sudah berasimilasi
dengan budaya lokal Indonesia termasuk budaya lokal Jogjakarta, mulai
dari Mie Ayam, Bakpao, Bakso hingga Dimsum pun bisa kita temui dengan
mudah.
Banyaknya pilihan kuliner khas Tiongkok sempat membuat saya bingung sejenak, dan pada akhirnya saya pun memilih dimsum sebagai menu makan malam di hari ini. Alasan saya memilih menu ini karena cara penyajiannya yang unik dengan memakai bambu sebagai wadah. Selain itu cara mereka menyusunnya pun sangat unik, dimsum ditumpuk sesuai jenisnya masing-masing hingga mencapai ketinggian kurang lebih 40 hingga 50 cm.
Untuk menjaga kehangatan dimsum yang siap disajikan kepada pembeli, dimsum dipanaskan dengan cara dikukus bertingkat. Setiap wadah dari bambu memiliki lobang yang cukup besar dibagian bawah sehingga panas dari kukusan tersebut mampu menerobos pada dimsum yang paling atas.
Setelah melihat daftar menu saya memilih dua macam dimsum yaitu Tim Kulit Tahu, dan Tofu Udang untuk menuntaskan rasa lapar. Pertama kalinya saya menyantap Tim Kulit Tahu, kuliner ini mirip dengan lumpia dari bentuknya dan kulit pembungkusnya. Menu ini memiliki cita rasa yang gurih dan sangat lezat apabila di campur dengan saos sambal plus kecap manis.
Setelah menuntaskan menu pertama, saya melanjutkan menu Tofu Udang. Menu ini memiliki bentuk yang unik dengan daging udang yang diolah seperti bakso diletakkan diatas tahu mirip dengan rambut kribo ala Ahmad Albar. Dimsum jenis tofu udang memiliki rasa yang sangat kenyal sehingga lidah kita sangat tergoda untuk terus menambah porsinya, cita rasa gurih dan segar merupakan kekuatan dari menu ini.
Setelah selesai melahap keduanya, saya pun meminum jeruk hangat tanpa gula, sebuah prosesi penutupan yang hangat dan dramatis mengingat malam itu udara sangat dingin hingga menusuk tulang. Menyantap dimsum di tempat ini tidak terasa berat, dua porsi dimsum plus jeruk hangat cukup merogoh kocek dua puluh lima ribu rupiah plus untuk parkir.
Banyaknya pilihan kuliner khas Tiongkok sempat membuat saya bingung sejenak, dan pada akhirnya saya pun memilih dimsum sebagai menu makan malam di hari ini. Alasan saya memilih menu ini karena cara penyajiannya yang unik dengan memakai bambu sebagai wadah. Selain itu cara mereka menyusunnya pun sangat unik, dimsum ditumpuk sesuai jenisnya masing-masing hingga mencapai ketinggian kurang lebih 40 hingga 50 cm.
Untuk menjaga kehangatan dimsum yang siap disajikan kepada pembeli, dimsum dipanaskan dengan cara dikukus bertingkat. Setiap wadah dari bambu memiliki lobang yang cukup besar dibagian bawah sehingga panas dari kukusan tersebut mampu menerobos pada dimsum yang paling atas.
Setelah melihat daftar menu saya memilih dua macam dimsum yaitu Tim Kulit Tahu, dan Tofu Udang untuk menuntaskan rasa lapar. Pertama kalinya saya menyantap Tim Kulit Tahu, kuliner ini mirip dengan lumpia dari bentuknya dan kulit pembungkusnya. Menu ini memiliki cita rasa yang gurih dan sangat lezat apabila di campur dengan saos sambal plus kecap manis.
Setelah menuntaskan menu pertama, saya melanjutkan menu Tofu Udang. Menu ini memiliki bentuk yang unik dengan daging udang yang diolah seperti bakso diletakkan diatas tahu mirip dengan rambut kribo ala Ahmad Albar. Dimsum jenis tofu udang memiliki rasa yang sangat kenyal sehingga lidah kita sangat tergoda untuk terus menambah porsinya, cita rasa gurih dan segar merupakan kekuatan dari menu ini.
Setelah selesai melahap keduanya, saya pun meminum jeruk hangat tanpa gula, sebuah prosesi penutupan yang hangat dan dramatis mengingat malam itu udara sangat dingin hingga menusuk tulang. Menyantap dimsum di tempat ini tidak terasa berat, dua porsi dimsum plus jeruk hangat cukup merogoh kocek dua puluh lima ribu rupiah plus untuk parkir.
0 komentar:
Posting Komentar