Goa Pindul - Jogja memang
surganya kuliner, terutama kalau sedang wisata disana contohnya wisata
ke Goa Pindul. Lokasi bangunan ini sebenarnya sudah beberapa kali
menjadi rumah makan, dan saya pun sudah mencoba mengunjunginya di setiap
pergantiannya. Belum lama ini, rumah makan yang terletak di Jl.
Kaliurang KM. 10, Jogja ini berganti lagi menjadi Joglodhahar. Meski apa
yang ditawarkan secara menu masih terdengar sama, menu-menu tradisional
namun saya membaca ada perbedaan menu antara yang sekarang dengan
sebelumnya.
Jika dilihat dari arsitektur serta menunya, rumah makan ini berkonsep tradisional dan ditujukan untuk keluarga. Berbagai menu tradisional seperti Brongkos, Tempe Mercon, dan lain-lain ditawarkan di rumah makan. Dari semua menu yang ditawarkan, pilihan saya jatuh ke kedua menu yang saya sebutkan tadi. Di malam yang dingin ini, saya memilih untuk menyantap menu yang hangat dan pedas. Kombinasi yang sepertinya akan memberi kehangatan di badan. Tak lupa saya memesan nasi merah yang sepertinya pas untuk disantap bersama kedua menu tersebut.
Menu tempe merconnya langsung membuat keringat saya mengucur meski belum mencicipinya. Maklum, dari penampilannya yang merah dan aroma cabainya yang tercium di hidung langsung membuat saya membayangkan rasa pedasnya. Begitu disantap, rasa pedas itu langsung terasa memenuhi mulut dan membuat saya kepedesan. Disamping rasa pedasnya, menu ini pun terasa segar mengingat terbuat dari cabai merah segar serta aroma segar bawang yang cukup dominan. Irisan tempenya yang lembut terasa sangat pas dan menjadi peredam rasa pedas yang membakar ini. Menu brongkosnya pun tidak kalah memikat dan mantap. Rasa gurihnya yang mantap, segarnya kuah, serta rasa pedas yang sedikit menggigit memberikan kekayaan rasa pada menu ini. Irisan tahu serta daging sapinya terasa begitu lembut membelai lidah. Lezat dan memikat.
Meski untuk saya tempat dengan konsep tradisional dan keluarga sudah cukup banyak dan sedikit monoton namun bukan berarti menu yang ditawarkan tidak menarik. Joglodhahar bisa dibilang berhasil menyajikan menu-menu dengan rasa yang memikat walaupun secara ruang dan bangunan terbilang biasa dan tidak istimewa. Sumber
Jika dilihat dari arsitektur serta menunya, rumah makan ini berkonsep tradisional dan ditujukan untuk keluarga. Berbagai menu tradisional seperti Brongkos, Tempe Mercon, dan lain-lain ditawarkan di rumah makan. Dari semua menu yang ditawarkan, pilihan saya jatuh ke kedua menu yang saya sebutkan tadi. Di malam yang dingin ini, saya memilih untuk menyantap menu yang hangat dan pedas. Kombinasi yang sepertinya akan memberi kehangatan di badan. Tak lupa saya memesan nasi merah yang sepertinya pas untuk disantap bersama kedua menu tersebut.
Menu tempe merconnya langsung membuat keringat saya mengucur meski belum mencicipinya. Maklum, dari penampilannya yang merah dan aroma cabainya yang tercium di hidung langsung membuat saya membayangkan rasa pedasnya. Begitu disantap, rasa pedas itu langsung terasa memenuhi mulut dan membuat saya kepedesan. Disamping rasa pedasnya, menu ini pun terasa segar mengingat terbuat dari cabai merah segar serta aroma segar bawang yang cukup dominan. Irisan tempenya yang lembut terasa sangat pas dan menjadi peredam rasa pedas yang membakar ini. Menu brongkosnya pun tidak kalah memikat dan mantap. Rasa gurihnya yang mantap, segarnya kuah, serta rasa pedas yang sedikit menggigit memberikan kekayaan rasa pada menu ini. Irisan tahu serta daging sapinya terasa begitu lembut membelai lidah. Lezat dan memikat.
Meski untuk saya tempat dengan konsep tradisional dan keluarga sudah cukup banyak dan sedikit monoton namun bukan berarti menu yang ditawarkan tidak menarik. Joglodhahar bisa dibilang berhasil menyajikan menu-menu dengan rasa yang memikat walaupun secara ruang dan bangunan terbilang biasa dan tidak istimewa. Sumber
0 komentar:
Posting Komentar